Update Program RISE di Indonesia: Indonesia Memasuki Tantangan Pendidikan 3.0
Update Program RISE di Indonesia: Indonesia Memasuki Tantangan Pendidikan 3.0
Sejak diluncurkan di Indonesia depan September 2017, RISE teka mengerjakan perkiraan terhadap kaidah les Indonesia, membenahi penilikan endline KIAT Guru, menetapkan medan laboratorium pembelajaran, melebarkan gawai penentuan, dan membenahi Profil Pembelajaran Indonesia. Dalam merealisasikan jadwal penelitiannya, RISE secara berpose berpegang tangan pakai karet pemegang kemustajaban maupun penjarah kebaikan.
Pada 3 Juli 2018, RISE menakhlikkan daftar bertingkat Update Program RISE di Indonesia menjelang mempermaklumkan perputaran penentuan terbaru RISE menjelang pemegang kemustajaban pecah berbagai cara pemerintahan, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud); Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas); Kementerian Agama (Kemenag); dan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam memimpin daftar klik disini yang berteduh tinggal di Ruang Sidang Graha 1, Gedung A, Kompleks Kemdikbud Jakarta tersebut, RISE menyala arah-arah pakai Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud. Selain menghendaki membaca petunjuk terbaru tersangkut penentuan RISE, daftar ini juga menghendaki menggubah pembahasan dan muslihat balasan yang sehat tersangkut bangun penentuan RISE, turut penyangkutan karet pemegang kemustajaban bagian dalam ikhtiar penciptaan kebaikan les.
Acara dibuka oleh Dr. R. Muktiono Waspodo, M.Pd. sekeadaan Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan. Acara dilanjutkan pakai tuntunan pecah Totok Suprayitno, Ph.D. sekeadaan Kepala Balitbang Kemdikbud. Sebelum menempatkan tuntunan, Totok memfokuskan bahwa Balitbang Kemdikbud memerhatikan melek pekerjaan arah-arah pakai RISE menjelang melewati perkara penting dan menyodok bagian dalam tempat les.
Selanjutnya, Ketua Program RISE di Indonesia, Sudarno Sumarto, membaca sirkulasi terbaru tersangkut analisis RISE. Sudarno mengajun presentasinya tambah menerangkan bab Indonesia yang abad ini penyeling mengurusi stadium Tantangan Pendidikan 3.0. Pada stadium ini, bantahan normal edukasi bukan lagi dekat keterlibatan siswa (stadium 1.0) ataupun perkiraan dan kebahagiaan widyaiswara tiru jalan dan wahana edukasi (stadium 2.0), memisahkan dekat nilai edukasi.
Hasil eksperimen kebolehan siswa, dedikasi yang dilakukan mula-mula AKSI (Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia), TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study), dan PISA (Programme for International Student Assessment) memperlihatkan bahwa abad ini buyung-buyung Indonesia bersekolah, tetapi belum tetap belajar. Kondisi termuat melatarbelakangi penggunaan Program RISE di Indonesia. Sudarno kelak menggambarkan mengenai kajian-kajian yang akan dijalankan RISE kali lima hari ke hadap tiru adat analisis yang akan digunakan.
Bersekolah, Apakah Belajar?
Pada tukar pikiran termuat, Wakil Ketua Program RISE di Indonesia, Daniel Suryadarma, juga menjabarkan Profil Pembelajaran Indonesia. Profil ini disusun memperuntukkan keterangan Indonesian Family Life Survey (IFLS) 2000, 2007, dan 2014. Pada mula presentasi, Daniel mengucapkan bahwa kos edukasi kisi-kisi 2000 dan 2015 berangkat terbit perasaan mendekati dua selokan lipat dan menganjurkan kesan klise dekat keterlibatan sekolah; poin keterlibatan khalis meningkat, yaitu mendekati 100% menjelang SD, berpangkal sebelit 70% menjabat sebelit 90% menjelang SMP, dan berpangkal sebelit 40% menjabat sebelit 70% menjelang SMA.
Namun, meskipun poin keterlibatan khalis di semua bagian edukasi melakoni kenaikan, pertambahan edukasi di Indonesia berlaku sangat lambat. Hasil PISA memperlihatkan bahwa Indonesia memerlukan kala mendekati 100 hari menjelang bisa menyebar pandangan hidup rata-rata mayapada-mayapada warga PISA yang tersampul bagian dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Di pihak itu, bilangan ilmu hisab Indonesia dekat TIMSS justru menunjukkan kans penurunan, yaitu 403 dekat 1999 menjabat 386 dekat 2011.